Kami Tidak Primitif
Bahasa sehari-hari warga suku Baduy
adalah bahasa sunda kasar. Sebenarnya hampir sama dengan bahasa sunda yang
digunakan di Jawa Barat, hanya saja pilihan kata yang digunakan merupakan
pilihan kata yang paling kasar dari sebuah kata. Sebagian warga Baduy bisa
berbahasa Indonesia, namun masih terbata-bata. Hanya beberapa yang bisa
berbahasa Indonesia dengan lancar, contohnya Pak Sarpin, kang Jahadi, dan Pak
Narwan, pemilik rumah yang kami tumpangi untuk bermalam di Baduy Dalam.
Warga Baduy Luar maupun Baduy Dalam
sangat ramah terhadap pendatang, termasuk keluarga Pak Narwan. Sesampainya di Baduy Dalam, kami disambut dengan ramah dan langsung dibuatkan air panas untuk membuat
teh atau kopi dan dimasakkan nasi oleh istri Pak Narwan.
Semua lelaki Baduy Dalam berkerja
meladang. Pulang meladang biasanya mereka bertemu dengan anak-istri, lalu para
bapak berkumpul bersama di teras rumah seorang warga untuk berbincang bersama.
Pada saat suami meladang, sang istri membersihkan rumah, mengurus anak, dan menenun.
Anak-anak Baduy Dalam dilarang mengikuti pendidikan di sekolah oleh orang tuanya, sebab memang begitulah adatnya. Berpendidikan formal memang dilarang di Baduy, namun bukan berarti mereka tidak boleh belajar. Anak-anak di Baduy boleh belajar dan membaca buku, tetapi hanya didalam rumah dan tidak boleh beramai-ramai. Karena hal tersebut masih dianggap tabu dalam masyarakat.
Anak-anak Baduy Dalam dilarang mengikuti pendidikan di sekolah oleh orang tuanya, sebab memang begitulah adatnya. Berpendidikan formal memang dilarang di Baduy, namun bukan berarti mereka tidak boleh belajar. Anak-anak di Baduy boleh belajar dan membaca buku, tetapi hanya didalam rumah dan tidak boleh beramai-ramai. Karena hal tersebut masih dianggap tabu dalam masyarakat.
Kata "Luar" dan "Dalam"
pada suku Baduy bukan sebatas menunjukan "letak". Merupakan sebuah
pilihan hidup, untuk memilih hidup di Baduy Luar atau Baduy Dalam. Pilihan
hidup itu harus dipikirkan matang-matang, tidak bisa berubah-ubah. Itu bagaikan
identitas seorang warga suku Baduy. Seorang warga Baduy Luar dapat memutuskan
menjadi warga Baduy Dalam dan mengikuti semua adatnya ketika dewasa, begitu
pula sebaliknya pada seorang warga Baduy Dalam yang memutuskan untuk menjadi
warga Baduy Luar. Namun kalau pergi hanya untuk berkunjung saja diperbolehkan
dan bukan merupakan suatu masalah.
Akun Instagram Kang Jahadi
Menjadi seorang
warga Baduy bukan berarti tidak bisa update.
Hal ini dibuktikan kang Jahadi yang meminta kami untuk
memfollow instagramnya
(@jahadibaduy). Tak ada larangan bagi warga Baduy Luar untuk mengenal teknologi, hanya saja harus
diminimalisir sejak memasuki daerah Baduy Luar (daerah Baduy Luar tidak mendapat sinyal provider atau pun
koneksi internet, sekalipun tidak meminimalisir
pemakaian gadget, belum tentu dapat mengakses internet.). Untuk
itu, kang Jahadi harus turun ke desa Ciboleger demi mendapatkan koneksi
internet dan sinyal provider.
Categories:
Artikel